Sukses Kuliah Sambil Kerja


Mengingat kebutuhan akan jenjang karier yang terus meningkat dalam dunia profesional biasanya berbanding lurus dengan besaran pendapatan, tak ada pilihan lain selain Anda harus kuliah jika saat ini belum memiliki ijazah diploma atau sarjana.

Untuk bisa sukses dengan beban ganda di dunia kerja dan perkuliahan, pertama-tama tentu saja Anda harus disiplin dan sadar betul bahwa dengan adanya beban yang diambil maka proses yang dijalani juga akan lebih berat.

Kalau biasanya hanya perlu berpikir bagaimana menyelesaikan tugas di pekerjaan dengan baik, setelah memutuskan berkuliah, juga harus mengerti bahwa ada tanggung jawab lain, yaitu beban studi perkuliahan yang harus diselesaikan. Agar kamu dapat sukses kuliah sambil kerja, perhatikan hal-hal berikut ini:

1. Pastikan Pihak Perusahaan Tahu Bahwa Kita Sedang Mengambil Kuliah

Hal pertama adalah komunikasikan pada perusahaan. Bisa lewat atasan atau langsung ke bagian kepegawaian (HRD) tempat Anda bekerja. Dengan mengomunikasikan ini, ada keuntungan tersendiri. Biasanya perusahaan akan mendukung dan bisa jadi Anda mendapatkan dukungan maksimal dalam bentuk pembiayaan kuliah misalnya.

Tentu saja akan ada kompensasi yang dikehendaki pihak perusahaan. Kebanyakan dalam bentuk penambahan kontrak dan sejenisnya. Tapi, pada dasarnya, hal ini wajar sebagai bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara karyawan dan perusahaan.

2. Atur Waktu agar Jadwal Kuliah Tidak Bertabrakan dengan Jam Kerja

Langkah berikutnya yang harus diperhatikan adalah jadwal. Jangan sampai bertabrakan antara kebutuhan kerja dan perkuliahan. Pilih kampus dengan kelas karyawan yang bisa menyesuaikan dengan jadwal kerja, seperti misalnya penyelenggaraan kuliah pada malam hari atau sejenisnya. Bila ada jadwal yang bentrok antara kuliah dan kerja, pastikan untuk sudah mengomunikasikan dengan pihak-pihak terkait.

3. Hitung Beban Biaya Kuliah

Pertimbangan biaya juga adalah pertimbangan yang penting. Jangan sampai memangkas terlalu banyak kebutuhan dan akhirnya kebutuhan pribadi dan kuliah jadi terbengkalai. Ada baiknya kalau bisa mendapatkan beasiswa dari perusahaan atau dukungan finansial.

4. Jurusan yang Linear dengan Profesi

Pilih jurusan yang linear dengan profesi. Ini akan sangat baik karena bisa menjadi dukungan dalam pengembangan karier. Selain itu, perusahaan juga akan melihat potensi sehingga Anda mendapat dukungan.

5. Jaga Performa Kerja, Kesehatan, dan Perkuliahan

Seperti dikemukakan di awal, tanggung jawab akan jadi ganda, yang pastinya lebih berat. Tetapi, yang harus disadari adalah tak boleh mengurangi performa kerja atau mengganggu kesehatan. Jadi, pikirkan matang-matang supaya distribusi kegiatan berjalan dengan baik dan semua mendapatkan porsi perhatian yang cukup.

Lulus kuliah dari kelas karyawan dengan nilai memuaskan, tanggung jawab pekerjaan tetap terjaga, serta kesehatan dan kehidupan pribadi tak terganggu adalah fokus utama bagi seseorang yang sedang menempuh kelas karyawan. Pastikan bahwa diri kita sudah benar-benar siap. Jenjang karier terbuka lebar dan kemungkinan untuk lanjut ke jenjang pendidikan selanjutnya juga akan terus ada.

 

 

Baca lainnya:

Ingin Cepat Kaya? Simak Tips Berikut Ini

Layanan Internet Cepat Murah dan Unlimited

Reseller ISP, Bisnis Internet Tanpa Modal, Komisi 100%

Kopi Terbaik yang Paling Enak Diminum Saat Bersama Pasangan

Kisah Inspiratif Pengusaha Sukses

Beauty Vlogger Indonesia Terfavorit

Ini Penyebab Putus Cinta yang Paling Umum

Tips Liburan Murah ke Bali

Film Romantis Thailand, One Day

Tips Biar Gak Salah Memilih Jurusan Kuliah

Sudah Siap Beli Barang Mewah?

Persiapan Pernikahan Tanpa Stress

Biar Gak Salah Pilih Jurusan Kuliah

Kenapa menurut saya penting? Nih, saya ceritain sedikit pengalaman saya waktu jadi mahasiswa tingkat awal.

Pada zaman dahulu kala sewaktu saya masih jadi mahasiswa tingkat awal, ada satu fenomena sosial yang muncul di lingkungan kampus, yaitu terbentuknya satu genk mahasiswa yang suka uring-uringan tiap hari dan punya hobby ngumpul bareng yang kerjaannya tidak lain adalah mengeluh.. Yap! mengeluh sepanjang hari tentang kuliah-nya ngobosenin, dosen X galak, tugas banyak banget, quiz dadakan, ujian bentar lagi, dsb.. Lucunya, ternyata genk semacam ini kerap muncul di hampir setiap jurusan. Kalo boleh saya namain, mungkin paling gampangnya genk ini disebut “Genk Mahasiswa Galaw Karena Salah Jurusan”.

Coba deh nanti kalo kamu udah duduk di bangku kuliah, kemungkinan besar kamu bakal nemuin fenomena kayak gitu juga. Nah, sebetulnya itulah kenapa saya bilang dari awal kalo urusan milih jurusan itu emang gak boleh disepelein.  Sayang banget kan udah duit kuliah mahal, cuma dipake buat mengeluh doang, kuliah nggak serius, sampe akhirnya DO. Udah buang-buang duit, buang-buang waktu, dan buang-buang kesempatan juga.. So, tujuan saya dalam artikel kali ini adalah untuk mencegah supaya kalian jangan sampai tergabung sama genk seperti itu.

Secara singkat, tulisan saya kali ini akan dibagi jadi 4 kerangka rumus:

Analisa sisi positif/negatif jurusan yang kamu incar
Pikirkan indikator dan tolak ukur yang tepat dalam memilih jurusan
Pikir ulang sebetulnya motivasi kamu buat milih jurusan itu apa
Bagaimana rumus yang paling jitu buat milih jurusan yang cocok

1. Pastikan kamu tau apa yang akan kamu hadapi & tau betul konsekuensinya.
Beberapa minggu yang lalu, waktu saya ngobrol sama anak-anak dari bimbel, mereka ceritain satu hal yang lucu, jadi dari sekian banyak orang yang daftar bimbel di utk program alumni atau intensif SBMPTN, ternyata sekitar 70% bilang MAU NYOBA FAKULTAS KEDOKTERAN. Buset dah, banyak amat yak yang mau jadi dokter.. saya jadi inget waktu TK atau SD kakamu guru nanya cita-cita jadi apa, hampir semua bilang mau jadi dokter, menyusul yang mainsteam lainnya adalah profesi  presiden. Kadang saya mikir apa mereka masih terbuai romantisme masa kecil yak? Hehehe..

Sebetulnya nih, nggak ada salahnya sama sekali kakamu mau jadi dokter, tapi yang masalah itu kalo niat kamu setengah hati, apalagi kakamu bilang cuma “mau nyoba” jadi dokter, wah bahaya banget tuh!

Kenapa saya bilang bahaya? Karena rupanya sebagian besar anak yang ditanya kenapa pengen masuk FK, banyak banget yang alesannya tuh agak-agak kurang meyakinkan. Contohnya:

“Wah kenapa yah..kayaknya seru aja masuk FK, hehehe..”
“Jadi dokter itu profesi idaman calon mertua”
“Jadi dokter kan keren dan kerjaannya jelas ngapain, duitnya juga oke kayaknya.”
Terus giliran saya ceritain kuliah kedokteran itu susahnya kayak apa..

“Waduh, iya juga yaah.. saya kayaknya nggak siap jadi dokter yang harus siap ngeliat darah setiap saat dan tetap tenang ngeliat orang yang sekarat dan mati tiap hari.. Lagian juga agak jijikan dan takut ngeliat darah..”

Nih gini yah, kalo kamu emang mau nentuin jurusan, pastiin kamu harus tau betul secara detil apa aja yang akan kamu alami di kuliah kamu nanti. Sebagai contoh buat kamu yang kuliah di kedokteran, pastiin kalo kamu tuh bisa tahan bedah-bedah mayat yang udah kondisinya udah gak karuan karena udah meninggal berbulan-bulan dan cuma diawetin sama formalin, pastiin juga kamu rela kuliah lebih lama daripada temen-temen kamu yang milih jurusan lain dan siap mengabdi ke daerah pedalaman sebagai syarat profesi selama kurang lebih 2 tahun, pastiin kamu masih harus belajar keras di tahun keempat buat dapet gelar Sarjana Kedokteran (belum jadi dokter lho!)… sementara temen-temen kamu yang di jurusan lain udah kerja di perusahaan multinasional, merintis bisnis sendiri, keterima beasiswa kuliah S2 di luar negeri, dan menapaki karir jadi artis ibukota, dsb..

Kalo kamu emang udah siap nerima semua konsekuensi itu dan tetap mau jadi dokter karena emang kamu berambisi untuk terjun dan terlibat dalam perkembangan dunia medis, itu baru keputusan yang MANTAB buat milih jurusan!

Intinya sih, apapun jurusan yang kamu ambil, pastiin kamu tau apa yang akan kamu hadapi dan juga siap nerima konsekuensinya. Ini saya ambil satu contoh aja dari sudut pandang FK. Hal yang sama juga berlaku bagi bidang apapun yang mau kamu tekuni, baik jadi insinyur, psikokamug, musisi, arsitek, politisi, seniman atau apa pun juga!

2. Jangan pernah milih jurusan hanya karena prospek finansial
Pertanyaan klasik yang biasanya ditanyain anak yang mau milih jurusan adalah

“Eh Glenn.. Kalo ambil jurusan X nanti kerjanya ngapain yah? Karirnya bagus gak? Duitnya oke gak?”
saya ngerti sih, duit itu emang penting. Siapa juga yang nggak mau jadi orang kaya yang sukses dan punya kebebasan finansial. Biasanya nih, faktor ini juga yang jadi pertimbangan orangtua yang pengen anaknya bisa nyaman dengan hidupnya, ya salah satu cara paling simpel ya memang dengan jadi orang kaya. Jadinya nggak jarang ada orangtua yang mengambil peran cukup besar dalam keputusan milih jurusan anaknya. Yah wajar sih, namanya juga (biasanya sih) mereka yang bayarin duit kuliah kita.. Hal yang sama juga dilakukan kok sama ortu saya dulu..

Dari sini, saya paham kekhawatiran ortu dan niat baik mereka buat menjaga anak-anaknya supaya tetap sejahtera dan hidup “nyaman” sampai akhir hayatnya. Kita juga harus bisa liat dari kacamata mereka juga dalam hal ini.. di zaman mereka muda dulu, mungkin memang langkah pragmatis – dengan melihat segalanya dari tolak ukur ‘uang’ adalah hal yang paling realistis, makanya mereka bisa nyekolahin kamu sampai sejauh ini.

Well, tanpa mengurangi rasa hormat saya sama ortu saya dan ortu lain di luar sana, saya menolak dengan hormat untuk memakai sudut pandang itu untuk jaman sekarang.

Karena menurut saya, yang namanya esensi pendidikan itu bukan lagi untuk mempersiapkan diri kamu di dunia kerja supaya kamu bisa cari duit yang banyak dan jadi orang kaya. Mungkin pandangan ini memang masih relevan di zaman orangtua kita dulu yang mana bekamum banyak ada kesempatan. Tapi sekarang? kamu udah sampai di zaman di mana kamu bisa jadi apa pun yang kamu mau asal kamu cukup niat buat memperjuangkan hal itu.

Jadi, pendidikan itu buat apa dong kalo bukan buat persiapan kerja dan cari duit?

Pendidikan itu untuk mengembangkan semua potensi dan kapasitas intelektual kamu untuk bisa berkembang sesuai dengan apa yang bener-bener kamu inginkan.. Pendidikan membuat kamu bisa melihat masalah di sekeliling kamu dengan cara yang lebih tepat, dan membuat kamu bisa menyelesaikan hal itu dengan cara yang paling efisien.. dan kalo kamu emang bener-bener menikmati proses belajar itu dan menjadi expert dalam bidang kamu, percaya deh kalo urusan duit itu gak akan kemana..

Kalo bidang yang emang kamu nikmati itu sekarang dinilai kurang berprospek dari segi finansial.. Well, sebetulnya balik lagi sampai sejauh mana kamu menghargai hasrat dan ambisi kamu itu dibandingkan peluang finansial. Tapi kalo boleh saya kasih saran nih.. Akan jauh lebih mudah kamu untuk mencari celah untuk selalu bisa dapet peluang, kalo kamu menikmati bidang yang kamu tekuni – daripada kamu kuliah di jurusan yang bergengsi tapi ujung-ujungnya jadi masuk genk mahasiswa salah jurusan yang cuman bisa mengeluh dan kuliah dengan setengah hati..

Sekarang coba deh kamu nonton salah satu TED Talk di bawah ini, tentang Juara Dunia Yoyo (iya beneran yoyo, maenan roda-rodaan pake tali itu), coba deh tonton video-nya.. menurut saya ini inspiring banget! Disini kamu bisa pake subtitle Bahasa Indonesia juga.

3. Jangan Milih Jurusan (hanya) berdasarkan Pelajaran yang kamu kuasai atau kamu sukai.
“saya suka sama Biologi, berarti saya cocoknya jadi dokter kali yaa..”
“saya suka pelajaran gambar, berarti saya cocoknya jadi arsitek dong yah?”
Banyak banget siswa yang mikirnya kalo pilih jurusan itu ya liat aja pelajaran apa yang paling kamu sukai sama yang nilainya paling bagus. Yah, emang di satu sisi bener sih, nilai pelajaran yang bagus atau kamu sukai, bisa jadi SALAH SATU indikator buat nentuin jurusan. Tapi jelas pelajaran di sekolah bukan tolak ukur yang paling tepat buat nentuin jurusan.

Lha Emang Kenapa? saya pikir milih jurusan yang bener itu yah tercermin dari nilai pelajaran atau pelajaran yang kita sukai selama di sekolah?

Ada dua alasannya, yang pertama : Karena bidang yang terbentang di hadapan kamu itu jauh lebih luas daripada cuman 13 mata pelajaran yang ada di Sekolah kamu. Jadi jangan cuman liat dari sudut pandang 13 mata pelajaran yang selama ini kamu pelajarin selama 12 tahun doang. Kedua : kamu bakal kebingungan sendiri kalo kamu pake standar ukuran “pelajaran sekolah” buat ngeliat bidang yang kamu sukai. saya sering buanget dapet pertanyaan kayak gini :

“Kak, aku suka banget sama Biologi, tapi nilai Fisika aku juga bagus.. Aku harus pilih jurusan apa yah? Terus sebetulnya aku tertarik nolong orang gila jadi pengen masuk Psikologi deh. Tapi mama ngelarang aku jadi psikolog karena katanya aku suka gak bisa tegas nentuin keputusan. Mama jahat deh. Terus kata papa sih aku cocoknya jadi tentara. Menurut kak gimana?”

Nah lho, kamu aja bingung sama diri kamu sendiri, gimana saya bisa ngasih saran nentuin apa yang cocok buat kamu? Hehehehe.. Oke, intinya disini point saya adalah : Mata pelajaran di sekolah memang bisa jadi SALAH SATU faktor pertimbangan buat kamu nentuin jurusan, tapi jangan jadi SATU-SATUnya hal yang kamu liat dalam diri kamu.

4. Terus apa dong rumusnya cara milih jurusan yang bener?
“Bang, saya suka pelajaran A, tapi saya jago di pelajaran B, saya juga minat di pelajaran C. Sebaiknya saya ngambil jurusan apa yah?”
“Bang, saya sebetulnya minat di jurusan A, tapi ortu saya gak setuju.. Mereka menyarankan saya di jurusan B. Gimana dong solusinya kak?”
“Bang, saya minat banget di jurusan A. Tapi nilai A saya dari dulu jelek banget, saya juga gak ngerti-ngerti pelajaran A di kelas. Gimana yah solusinya?”
Nah, untuk pertanyaan “saya sebaiknya ambil jurusan apa?”, itu saya jamin nggak akan pernah kita jawab. Kenapa? Karena kamu gak bisa ngelempar tanggung-jawab dari keputusan sebesar itu pada orang lain. Seolah-olah, “Tolongin saya dong buat putusin arah hidup saya mau kemana..”

Untuk soal yang satu ini, kamu harus bisa membuat keputusan buat diri kamu sendiri. Karena pada akhirnya yang akan jalanin dan nerima konsekuensinya seumur hidup adalah diri kamu sendiri, bukan saya, bukan orangtua kamu, bukan temen-temen kamu, bukan pacar kamu, tapi diri kamu sendiri.

Nah, terus gimana dong caranya supaya kamu bisa ambil keputusan yang tepat? Nih saya kasih satu tips jitu.. Intinya cara milih jurusan yang bener resepnya tuh…

“Pilih bidang yang membuat kamu tertantang… Pilih bidang yang bikin kamu penasaran sampai kamu rela buat ngulik itu siang-malem tanpa kenal waktu biar gak dibayar sekalipun. Pilih bidang yang tanpa disuruh pun kamu curi-curi waktu buat belajar sendiri, atau tanpa sadar suka cari-cari info di internet atau lewat google.. Pilih jurusan yang memicu ‘sense of wonder’ dalam diri kamu. Pilih jurusan yang bener-bener akan jadi muara ilmu pengetahuan yang ingin kamu tekuni sampai akhir hayat kamu…”
Itulah menurut saya, rumus yang paling tepat buat milih jurusan yang bener… Kalo kamu nemu bidang yang menurut kamu seperti itu, cari jurusan yang relevan terhadap bidang itu. Entah itu bisa jadi kedokteran, fotografi, design, hukum, filsafat, ekonomi, sastra, musik, atau apapun juga.

Kalo kamu udah nemuin bidang yang bikin diri kamu ‘merinding’ karena tertantang, gak akan ada lagi tuh pertanyaan semacam.. “kalo jurusan X ini kerjanya nanti ngapain? Prospek gajinya gede nggak? Jurusan ini belajarnya ngapain aja sih yah nantinya?” Kalo kamu masih berputar-putar dengan pertanyaan semacam itu, kamu layak khawatir buat jadi masuk ke genk mahasiswa salah jurusan..

So, langkah pertama jangan cari tau jurusan A belajarnya apaan, jurusan B belajar apaan, terus kamu baru mikir kira-kira cocok nggak sama kamu… Terbalik Cuy! Justru kamu yang harus balik nanya ke diri kamu sendiri dulu “Bidang pekerjaan apa yang membuat kapasitas intelektual kamu tertantang? Hal apa yang bisa bikin kamu gak tidur karena penasaran?” Kalo udah tau bidang kamu itu, baru deh kamu cari tau jurusan apa yang relevan dengan bidang yang membuat kamu ‘merinding’ karena tertantang itu.

Oke, segitu aja sih tips dan sharing dari saya, moga-moga bermanfaat buat kamu semua.

“There’s No Greater Prize, No Greater Challenge to spend Your Life than to Spend it the Way You Want to”

 

Baca lainnya:

Ingin Cepat Kaya? Simak Tips Berikut Ini

Layanan Internet Cepat Murah dan Unlimited

Reseller ISP, Bisnis Internet Tanpa Modal, Komisi 100%

Kopi Terbaik yang Paling Enak Diminum Saat Bersama Pasangan

Kisah Inspiratif Pengusaha Sukses

Beauty Vlogger Indonesia Terfavorit

Ini Penyebab Putus Cinta yang Paling Umum

Tips Liburan Murah ke Bali

Film Romantis Thailand, One Day

Tips Biar Gak Salah Memilih Jurusan Kuliah

Sudah Siap Beli Barang Mewah?

Persiapan Pernikahan Tanpa Stress

Tips Beli Kamera Terbaik buat Kamu

Di era informasi jaman sekarang, dunia fotografi dan videografi sedang booming. Apalagi banyak platform sosial media yang hits seperti facebook, youtube, instagram dll yang postingan-postingan foto maupun videonya bagus-bagus. Untuk kamu yang mau upload foto atau video yang bagus baik untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis, berikut tips yang bisa kamu ikuti untuk dapat kamera terbaik yang paling pas buat kamu.

KENAPA INTERNET GUE LAMBAT?

1. Kebutuhan

Sebelum beli, pastikan kamu tahu tujuan kamu beli kamera tersebut untuk apa, kebutuhannya untuk apa. Hanya sekedar foto untuk sehari-hari atau untuk serius menjadi seorang fotografer misalnya. Karena hal ini mempengaruhi kamera seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Jika niat kamu untuk serius di bidang fotografi atau videografi, pilihlah kamera dengan kemampuan middle end ke atas.

INI PENYEBAB PUTUS CINTA YANG PALING UMUM

2. Kamera Mirrorless dengan Lensa Kit

Jika kamu masih pemula di bidang fotografi, sebaiknya beli yang sudah sepaket dengan lensa kitnya. Lensa kit merupakan lensa bawaan yang cukup fleksibel untuk semua kebutuhan foto. Namun jika kamu sudah profesional, lebih baik beli body kameranya saja. Karena biasanya fotografer pro sudah punya berbagai lensa yang lebih sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya.

Daripada beli lensa yang lumayan mahal, lebih baik beli adapter saja.

3. Fitur

Pastikan kamu tahu fitur-fitur yang disediakan kamera yang akan dibeli. Fitur yang wajib kamu ketahui adalah:

  • sensor yang dimiliki
  • kemampuan shutter speed
  • kecepatan autofokus
  • range ISO yang lebar

Sensor yang dimiliki kamera akan menentukan besaran foto yang bisa diambil oleh kamera. Untuk shutter speed minimal 1/30 yang merupakan batas paling rendah untuk memotret objek yang bergerak.

Kecepatan autofokus juga penting agar kamu tidak dibuat kesal karena kamera tak kunjung terfokus kepada objek foto.

Range ISO yang lebar akan membantu kamu mendapatkan gambar yang tetap jernih meski kurang pencahayaan. Namun penggunaan ISO yang terlalu besar dapat menyebabkan banyak noise, namun untuk kamu yang serius menekuni dunia foto dan video bisa membeli kamera dengan iso besar namun noise tetap sedikit seperti Sony Alpha 7S.

Selain fitur wajib, ada juga sejumlah fitur tambahan seperti koneksi Wifi, aplikasi, atau LCD yang bisa dilipat. LCD yang bisa dilipat sangat cocok untuk kamu yang mau jadi vlogger.

Semua fitur tambahan ini prinsipnya adalah membantu kamu dalam mengoperasikan kamera. Tapi bisa diabaikan jika kamu tidak menggunakannya.

FILM ROMANTIS THAILAND, ONE DAY 2016

4. Kualitas Video

Untuk kamu yang mau jadi videografer hal ini sangat penting. Minimal dapat merekam dengan resolusi Full HD 1920 x 1080. Jika ingin lebih profesional pilih yang bisa 4K.

Perhatikan juga kemampuannya dalam mendapatkan fokus secara cepat. Dengan demikian, video yang kamu rekam hasilnya selalu tajam dengan fokus yang akurat.

5. Garansi Resmi

Kamera mirrorless yang Anda beli harus dilengkapi dengan kartu garansi. Ini akan menjadi jaminan bahwa kamera mirrorless yang dibeli bukanlah produk abal-abal.

SOLUSI MASALAH INTERNET ANDA

Jadi kira-kira itu beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum beli kamera, semoga bermanfaat!

 

 

Baca lainnya:

Ingin Cepat Kaya? Simak Tips Berikut Ini

Layanan Internet Cepat Murah dan Unlimited

Reseller ISP, Bisnis Internet Tanpa Modal, Komisi 100%

Kopi Terbaik yang Paling Enak Diminum Saat Bersama Pasangan

Kisah Inspiratif Pengusaha Sukses

Beauty Vlogger Indonesia Terfavorit

Ini Penyebab Putus Cinta yang Paling Umum

Tips Liburan Murah ke Bali

Film Romantis Thailand, One Day

Tips Biar Gak Salah Memilih Jurusan Kuliah

Sudah Siap Beli Barang Mewah?

Persiapan Pernikahan Tanpa Stress